Berikut adalah kreasi pantun melayu yang terdiri atas beberapa tema:
1. Maritim/Laut
Menimba ilmu bukan soal usia
Jalan utama meraih cita-cita
Negeri tercinta bernama Indonesia
Poros maritim di mata dunia
Kebakaran hutan sebab berkabut
Siapapun pelakunya wajib dituntut
Membentang luas wilayah laut
Beribu pulau saling bertaut
Pulang kampung di hari raya
Hati berseri jumpa keluarga
Negeri maritim negeri digdaya
Kelola lautnya ambil ikannya
Hidup bersama harus toleran
Supaya kita tiada berlawan
Pulau di Kepri ada ribuan
Wisata bahari potensi unggulan
Bertamasya ke kota Padang
Pulangnya membawa buah tangan
Di dasar laut melimpah karang
Tempat nelayan menaruh harapan
Sebelum kupu-kupu namanya ulat
Sesudah larva namanya lalat
Lindungi perikanan dari penjahat
Rakyat sejahtera negara berdaulat
Menyusuri sungai menggunakan sampan
Bila dah sampai menuju tepian
Melakukan illegal fishing kapal
ditenggelamkan
Menteri Perikanan penggagas kebijakan
Ikan
pelagis ikan tenggiri
Harganya
mahal banyak dicari
Kekayaan
laut tak kan dicuri
Asal
bersatu mengawasi bahari
Meletak
baju dalam lemari
Baju
dilipat agar rapi
Menangis
hati laut dikotori
Akibat manusia tak berperi
Rumah semut di dalam tanah
Mencari belut banyak di sawah
Kebersihan laut sebagai amanah
Sebelum alam tunjukan amarah
2. UMRAH
Pergi
ke sungai mencari ikan
Jangan
lupa membawa umpan
Lulus
SMA lanjutkan pendidikan
Tentulah
UMRAH jadi pilihan
Tanjungpinang
daerah kota madya
Laman
Boenda salah satu ikonnya
Meski
universitas banyak jumlahnya
Bercorak
maritim UMRAH satu-satunya
Kalau
hendak menghemat biaya
Perilaku
boros bukan caranya
Apa
tanda UMRAH berjaya
Cerdas
mahasiswanya bijak pengajarnya
Goreng
bakwan untuk cemilan
Bakwan
dimakan bersama teman
Bukti
UMRAH cinta kearifan
Tamadun
melayu diajarkan
Malam
tahun baru main petasan
Pakai
pelindung tak ngena diri
UMRAH
terdepan peduli perbatasan
Lakukan
pelayanan sembari mengabdi
Tegak
termanggu di depan teras
Mengenang
diri dalam aras
Pulau
Dompak pusat universitas
Ilmu
Hukum UMRAH pasti berkualitas
3. Hukum
Dagang
Kapal berlayar menuju selat
Besar ombak jadi rintangan
Bila berjual hendak selamat
Bolehlah hukum dagang jadi pegangan
Hidup bergulir laksana roda
Hidup senang siapa tahu
Hukum Dagang bagian dari perdata
Ibu Marnia sebagai pengampu
Putri didapuk menjadi ratu
Arif dan bijaksana perangainya
Istilah hukum dagang tak hanya satu
Himpunan norma dalam niaga
pengertiannya
Sejak fajar bekerja di ladang
Kembali ke rumah sore hari
Hak tanggungan jaminan utang
Kesehatan manusia objek asuransi
Merangkai puisi teruntuk puan
Puisi dibaca puan terheran
Tiada salah bangun perusahaan
Asal patuhi segala aturan
Kalau bertanya pada yang ahli
Sesat jalan tak kan dialami
Dalam berdagang tidak boleh monopoli
Agar tercapai pemerataan ekonomi
Perbaiki mesin tugas teknisi
Membuat parang serahkan pandai besi
Abad 21 eranya globalisasi
Bisnis berkembang sebab digitalisasi
Akhir bulan terima gaji
Sisih sedikit untuk para akhi
Sebelum kita membuat janji
Empat syarat harus terpenuhi
Ketika hukum menjadi panji
Tiada orang melanggar asasi
Kalau tuan sepakat mengikat janji
Jangan sampai berbuat wanprestasi
Istana penyengat indah nian
Singgasana raja melawan penjajahan
Jangan melulu gugat ke pengadilan
Selagi mediasi dapat menyelesaikan
4. Hak
Kekayaan Intelektual
Gula
pasir gula aren
Keduanya
berasal dari tanaman
Bila
hendak belajar Paten
Mata
kuliah HKI disediakan
Cuaca
mendung pertanda hujan
Gemuruh
Guntur bak nyanyian
Jika
tuan dan puan punya ciptaan
Prinsip
deklaratif sebagai perlindungan
Bandung
bandowoso membangun candi
Hingga
terbit fajar candi tak jadi
Ada
hak yang melekat abadi
Itulah
hak moral karya pribadi
Mentari
tenggelam masa senja
Terselimut
cahaya oleh bidara
Hendak
buat usaha diberi nama
Jaminan
merek atas empunya
Salam
pembuka mulanya kata
Salam
diucap cermin berakal
Salak
Bintan kebanggan kita
Indikasi
geografis masyarakat lokal
Pandai
memimpin bagai singa
Pandai
bersiasat bagai rubah
Kalaulah
laut kaya kandungannya
Sumber
daya genetik bertumpah-ruah
Mengambil
kayu pergi ke hutan
Bertemu
rusa mencari makan
Ekspresi
budaya tradisional dilestarikan
Itulah
negara punya peranan
Warna
pelangi banyak perpaduan
Menjadi
satu pancarkan keindahan
Sentra
HKI pusat pendamdingan
Kekayaan
intelektual wahana gagasan
5. Budaya
Melayu
Menanak
nasi di atas tungku
Tungku
dibeli di pasar raya
Apalah
tanda orang melayu
Sikap
amanah itulah budaya
Turun
hujan dalam perjalanan
Pergi
berteduh agar tak basah
Sebagai
pemimpin memberi teladan
Sebagai
tokoh menjaga marwah
Duduk
bersila menjahit baju
Menutup
robek di bagian bahu
Elok
gadis bangsa melayu
Sopan
bertutur santun tingkah laku
Subuh
berkicau burung kenari
Hinggap
di dahan pohon berduri
Lenggok gemulai dalam menari
Khasanah budaya masyarakat kepri
Panas-panas minum es kelapa
Air disuguh pakai cangkir
Pak Usu panggilan keluarga
Ialah anak paling terakhir
Duduk manis adik menonoton kartun
Sedang ayah pergi ke kebun
Pandai bersyair pandai berpantun
Budaya melayu turun-temurun
Gigi bertaring si macan kumbang
Malam berburu sebagai santapan
Tetangga hajatan mari merewang
Makan dihidang dengan penampan
Membeli buah pilih yang masak
Buah dibagi kepada anak
Tiada orang bebuat rusak
Bila adat bersedikan syarak
Rajin belajar menjelang ujian
Sudah pasti hasil tak memuaskan
Berdendang ria melihat nikahan
Sepasang insan duduk bersandingan
Orang yang salah diberi saran
Kalau berseteru langsung pisahkan
Merisik adat yang dimulakan
Memberi mahar tanda perjodohan
6. Gurindam/Raja Ali
Haji
Apalah
tanda buah durian
Kulitnya
berduri baunya menyengat
Jejak
Tuanku seorang sastrawan
Banyak
tersimpan di Pulau Penyengat
Bila
mati dikandung tanah
Bila
salah boleh disanggah
Raja
dicinta raja disembah
Dialah
cucu Raja Fisabilillah
Menuang
bubur ke dalam mangkuk
Serasa
nikmat ditambah kerupuk
Karya
berjudul Hikayat Abdul Muluk
Berisi
nasihat pemegang tampuk
Raja
didamping oleh pengawal
Segala
bahaya mesti dicekal
Gurindam
berisi dua belas pasal
Hidup
di dunia mencari bekal
Lebih
manis buah Markisa
Daripada
buah Delima
Baik
budi orang berbangsa
Isi
Gurindam pasal yang kelima
Gunakan
tali untuk mengikat
Tali
diikat dengan erat
Walau
beliau telah wafat
Gurindam
Dua Belas jadi wasiat
Penulis:
Rilo Pambudi .S,
Mahasiswa Ilmu Hukum Semester 5
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar